Nih aku dapatnya dapatnya dari Blog teman, dan Aku tertarik untuk Covas bukan Copas loh, Covas itu di Copy terus di inofasiin semacam ada pembaruan yaitu menambah informasi atau semacamnya

Siapa bilang manusia berwajah dua hanyalah
sebuah ungkapan saja, pada abad 19 ada manusia berwajah dua asli di bernama
Edward Mordake. Benar-benar mempunyai dua wajah, satu di bagian depan sebagai
mana layaknya manusia pada umumnya dan satu lagi berada di belakang.
Wajah bagian depan berfungsi normal sedangkan wajah bagian belakangnya hanya bisa tersenyum tidak bisa berbicara ataupun makan. Edward Mordake adalah seorang pria tampan yang hidup pada abad ke-19, Edward hidup dilahirkan dalam sebuah keluarga keturunan bangsawan Inggris.
Wajah bagian depan berfungsi normal sedangkan wajah bagian belakangnya hanya bisa tersenyum tidak bisa berbicara ataupun makan. Edward Mordake adalah seorang pria tampan yang hidup pada abad ke-19, Edward hidup dilahirkan dalam sebuah keluarga keturunan bangsawan Inggris.
Keluarganya sangat
menyayanginya, mengasuh dan merawatnya dengan penuh cinta sayang, namun satu
hal yang terlihat selalu mengganggu pikirannya adalah satu wajah yang menempel
pada kepala bagian belakangnya. Tidak ada catatan medis yang lengkap pada waktu
itu karena terbatasnya tekhnologi pada zamannya, namun semua catatan
menyebutkan satu hal yang sama bahwa Edward adalah seorang pemuda yang menawan
dengan kepribadian yang mulia.
Namun ketampanan itu hanya
terlihat dari depan, saat dia membalikkan tubuhnya wajah muram dan menakutkan.
Beberapa kisah lain menyebutkan bahwa wajah kedua Edward adalah seorang gadis
cantik, tetapi para ilmuwan membantah soal itu karena kembar parasit selalu
mempunyai jenis kelamin yang sama. Cerita lain menyebutkan juga bahwa wajah
kedua Edward adalah wajah Iblis yang selalu memanggil setan dan kejahatan.
Edward begitu tersiksa dengan
dua wajahnya tersebut dan dia mencoba mendatangi beberapa orang dokter untuk
membuang wajah keduanya yang konon sering berbisik dengan bahasa setan
kepadanya pada malam hari, namun dokter tidak ada yang sanggup untuk melakukan
hal tersebut karena terbatasnya peralatan medis ketika itu. Akhirnya Edward
berada pada puncak keputus asaan yang membuatnya berfikir fatal dan mengakhiri
hidupnya dengan bunuh diri pada usia 23 Tahun.